BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesiaa nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pemerintah
melalui Departemen Pendidikan Nasional, berkewajiban menetapkan berbagai
peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan diseluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Standar Nasional yang dimaksud meliputi: 1) standar isi. 2) standar kompetensi
lulusan, 3) standar proses, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5)
standar sarana dan prasarana,6) standar pengelola,7 ) standar pembiayaan, 8)
standar penilaian pendidikan.[1]
Berdasarkan Undang-Undang tentang Pendidikan tersebut,
maka kita harus meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan dengan cara
meningkatkan kinerja guru agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Maka di sini kami akan membahas tentang berbagai pendekatan system,
model-model pembelajaran serta penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pembelajaran?
2. Apa pengertian pendekatan sistem pembelajaran?
3. Apa saja model-model LESSON PLAN?
4. Bagaimana cara penyusunan RPP?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sistem pembelajaran.
3. Untuk mengetahui beberapa model-model dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui dan dapat mempraktekkan cara penyusunan RPP.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran
1.
Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran terdiri dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran.
Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses
pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap
lebih memiliki nilai efektifitas dan efisiensi. Sedangkan pembelajaran adalah
sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa
itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk
gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan,
sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Dari kedua makna tentang konsep
perencanaan dan konsep pembelajaran dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku
serta rangakaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memamfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.[2]
2.
Mamfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
a)
Manfaat
Perencanaan Pembelajaran
(1)
Melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat,
kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat
dicapai.
(2)
Sebagai
alat untuk memecahkan masalah
(3)
Untuk
memamfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
(4)
Perencanaan
akan dapat membuat pembelajaran berlansung secara sistematis.
b)
Fungsi
Perencanaan
(1)
Fungsi
Kreatif
(2)
Fungsi
inovatif
(3)
Fungsi
selektif
(4)
Fungsi
komunikatif
(5)
Fungsi
prediktif
(6)
Fungsi
akurasi
(7)
Fungsi
pencapaian tujuan
(8)
Fungsi
kontrol
3.
Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembalajaran
Agar perencanaan yang disusun itu
dapat berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan, maka dibawah ini akan dijelaskan
beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan
perencanaan.
a)
Signifikansi
Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Dalam artian
lain, perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran
berjalan efektif dan efesien.
b)
Relevan
Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan
pembelajaran adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian
baik internal ( perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang
berlaku) maupun eksternal (perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai
dengan kebutuhan siswa).
c)
Kepastian
Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran
yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang
sekaligus berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.
d)
Adaptabilitas
Artinya, perencanaan pembelajaran yang disusun dapat diimplementasikan
dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e)
Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah
diterjemahkan dan mudah untuk diimplementasikan.
f)
Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang
kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan apa yang akan terjadi.
B. Pengertian Pendekatan Sistem Pembelajaran
1.
Pengertian Sistem
Istilah sistem meliputi spektrum
yang sangat luas. Istilah itu secara umum berarti benda, peristiwa, kejadian
atau cara yang terorganisir yang terdiri atas bagian-bagian dan seluruh bagian
tersebut bersama-samaberfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
Sedangkan manurut Wina Sanjaya Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.[4]
Dari konsep tersebut, ada tiga ciri uttama suatu sistem. Pertama, suatu
sistem memiliki tujuan tertentu, kedua, untuk mencapai tujuan sebuah
sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu, ketiga, untuk menggerakkan
fungsi, suatu sistem harus ditunjang berbagai komponen.[5]
a.
Tujuan Sistem
Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa
yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional
memiliki tujuan tertentu. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar
mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang
telah dirumuskan terlebih dahulu.[6]
b.
Fungsi-fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu.
Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya, mesti tubuh
manusia memerlukan fungsi pernafasan, pencernaan, penglihatan, fungsi
pendengaran dan lain sebagainya. Agar proses pendidikan berjalan dan dapat
menncapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, funggsi
administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi
inilah yang terrus menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
c.
Komponen-komponen Sistem
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki
komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen
inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar
fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan
RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan
diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru,
dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan
diperlukan komponen tujuan, isi/materi pelajaran, strategi pembelajaran serta
komponen evaluasi pembelajarn. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat
melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala salah satu komponen tidak
berfungsi, maka akan memengaruhi sistem tersebut.
2.
Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.[7]
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri
saling ketergantungan yangg diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan
sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Yang
harus mencapai tujuan adalah siswa sebagai subjek belajar. Dengan demikian,
tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.
3.
Pengertian Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem menurut Ruestiyah
merupakan pelaksanaan yang pragmatis dari
metode ilmiah, dan hal ini merupakan sintesis metode pemecahan masalah yang
berjasil dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian dari materi yang
diteliti.
Senada dengan pendapat di atas,
Sudirman Arief berpendapat bahwa pendekatan sistem merupaka suatu proses yang
dikembangkan secara sistematis untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
4.
Pembelajaran sebagai suatu sistem
Sistem pembelajaran merupakan suatu kombinasi
terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Keterlibatan manusiawi dalam sistem
pembelajaran adalah siswa, guru, tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku,
papan tulis, siled, video, televisi, komputer, internet. Fasilitas dan
perlengkapan mencakup gedung sekolah/lokal dan laboran. Prosedur mencakup
jadwal, peraturan, informasi dan lain sebagainya.
Konsep pembelajaran sebagai suatu
sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar, tetapi juga antara
langkah yang satu dengan langkah berikutnya saling berhubungan. Dilihat dari
konsep pendekatan sistem bahan ajar berkaitan dengan kurikulum, kegiatan
belajar mengajar, teknik dan metode, pembelajaran, kenyamanan, suasana, sarana
dan prasarana yang layak dan menyenangkan.
Berbeda dengan pendapat dia atas,
Gagne menjelaskan bahwa pendekatan sistem dalam pembelajaran nerupakan seni
pengetahuan terapan, dalam menciptakan metode yang efisien untuk mencapai
tujuan pendidikann. Pendekatan sistem yang mengandung lovel system, lovel
courses, courses, dan level final system.
a)
Level
sistem meliputi analisa kebutuhan, tujuan, dan prioritas, kemudian
menganalisis sumber, kendala, dan alternatif sistem pengiriman serta
mengembangkan cakupan kurikulum, urutan bahan dan urutan tujuan yang spesifik,
mengurutkanya dalam tugas-tugas yang masuk akal dan mengidentifikasi sistem
pengiriman untuk dimanfaatkan pada pembelajaran.
b)
Level
courses menentukan struktur bahan dan urutan isi dalam mengorganisasikan courses,
sekitar tujuan target dan tujuan antara serta perspektifnya.
c)
Level
courses yaitu mengidentifikasi tujuan untuk setiap pelajaran (topik) dan
merencanakan event-event instruksional (termasuk media, bahan ajaran,
dan evaluasi) yang digunakan.
d)
Pada
level perencanaan pelajaran (modul) setiap kegiatan perencanaan dan menentukan
tujuan khusus memerlukan pengembangannya sebagai berikut:
-
Daftarkan
kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan
-
Tentukan
bahan ajar, media, atau agen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan
kegiatan-kegiatan pembelajaraan tersebut.[8]
C. Model-Model LESSON PLAN
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis atau sebagai
acuan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Muhaimin (2001
: 221) mengutip Briggs bahwa Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan
untuk mewujudkan suatu proses seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan
media, dan evaluasi.
2.
Ciri-ciri
Model-Model Pembelajaran
a)
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar
dari para ahli tertentu.
b)
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c)
Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan
kegiatan belajar mengajar dikelas.
d)
Memiliki bagian-bagian model.
e)
Memiliki dampak sebagai akibat terapan model
pembelajaran.
f)
Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Model desain pembelajaran pada
dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap
komponen-komponen pembelajaran. Beberapa model pengembangan pembelajaran antara
lain : model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) , Model Jerold
E. Kemp, Gerlach , Ely, Glasser,Bella
Banathy, Rogers dan model-model pembelajaran lainnya. Adapun
model-model pembelajaran yang akan di kaji pada pembahasan kali ini adalah sebagai berikut:
a)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Konsep dari PPSI inilah adalah bahwa
sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan
yang terorganisasi, yang terdiri atas jumlah
komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan
yang di inginkan. Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan
dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk
dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.[9]
PPSI digunakan sebagai pendekatan
penyampaian pada kurikulum 1975 pada tingkat SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum
1976 untuk sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan sistem yang
mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk
pada pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang
terorganisir. Yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan. Sebagai
suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah komponen, seperti tujuan,
materi, metode, alat dan evaluasi yang kesemuanya berinteraksi satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. PPSI
merupakan model pembelajaran yan menerapkan suatu sistem untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisien.
Langkah –langkah pokok dari pengembangan model PPSI yaitu :
1)
Merumuskan tujuan pembelajaran
2)
Pengembangan alat evaluasi.
3)
Menentukan kegiatan belajar mengajar.
4)
Merencanakan program kegiatan belajar mengajar.
5)
Pelaksanaan.
b) Model Gerlach dan Ely
Gerlach dan Ely mendesain sebuah
model pembelajaran yan cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk
pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang
cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan.
Disamping itu model Gerlach dan Ely menetapkan pemakaian produk teknologi
pendidikan sebagai medai dalam menyampaikan materi. Dalam model ini
diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak
menggambarkan perincian setiap komponen. Model ini memperlihatkan hubungan
antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajiakan suatu pola urutan
yang dapat dikembangkan kedalam suatu rencana untuk kegiatan pembelajaran.
Komponen-
komponen model pembelajaran Gerlach dan Ely:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran ( Specification of objectives)
2)
Menentukan
isi materi ( specification of content)
3)
Penilaian
kemampuan awal siswa ( Assessment of entering behaviors)
c)
Model Jerold E. Kemp
Kemp mengembangkan model desain
instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan
kepada para siswanya untuk berfikir tentang masalah-masalah umum dan
tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain
instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan
tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi
pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan srategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan
yang telah dirumuskan. Langkah beikutnya adalah melakukan identifikasi dan
revisi di dasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Kompoenen-komponen yang ada dalam model kemp
adalah sebagai berikut :
1) Hasil yang
ingin dicapai.
2)
Analisis tes mata pelajaran.
3)
Tujuan khusus belajar.
4)
Aktifitas belajar.
5)
Sumber belajar.
6)
Layanan
pendukung
7)
Evaluasi belajar
8)
Tes awal
9)
Karakteristik belajar.
d) Model Banathy
Model desain sistem pembelajar dari Banathy ini memandang bahwa
penyusunan sistem instruksional dilakukan melalui tahapan –tahapan yang jelas.
Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni :
1) Menganalisis dan
merumuskan tujuan.
2) Merumuskan kriteria tes
yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Menganalisis dan
merumuskan kegiatan belajar.
4) Merancang sistem.
5) Mengimplementasikan dan
melakukan kontrol kualitas sistem.
6) Mengadakan perbaikan
dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
e) Model
Dick and Carrey
Salah satu
model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut
Dick and Carey adalah:
1)
Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2)
Melaksanakan analisi pembelajaran
3)
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
4)
Merumuskan tujuan performansi
5)
Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6)
Mengembangkan strategi pembelajaran
7)
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8)
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9)
Merevisi bahan pembelajaran
10)
Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
D.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
1.
Pengertian dan fungsi RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Ada
guru yang berangggapan, mengajar bagi seorang guru adalah tugas rutin atau
pekerjaan keseharian, dengan demikian guru yang berpengalaman tidak perlu
membuat perencanaan, sebab ia telah tahu apa yang harus dikerjakannya di dalam
kelas. Pendapat itu mungkin ada benarnya seandainya mengajar hanya diangggap sebagai
proses menyampaikan materi pelajaran. Tetapi, seperti yang telah kita pelajari
mengajar tidak sesempit itu. Mengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya
siswa belajar yang kemudian diistilahkan dengan pembelajaran. Dengan demikian,
maka setiap proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan,
materi pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab
itu, guru perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, sebagai bagian dari
tugas profesionalnya.
2.
Komponen-komponen RPP
Pembelajaran
merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain
saling berkaitan, dengan demikian maka merencanakan pelaksanaan pembelajaran
adalah merencanakan setiap komponen yang saling berkaitan. Dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran menimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta
komponen evalusai. Hal ini seperti yang digariskan oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 yang menyatakan bahwa perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar dan penilaian hasil belajar.
a) Tujuan pembelajaran
Dalam Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk
kompetensi yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Melalui rumusan tujuan,
guru dapat memproyeksikan apa yang harus dicapai oleh siswa setelah berakhir
suatu proses pembelajaran.
b) Materi/Isi
Materi/isi pelajaran
berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajara
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
c) Strategi dan Metode
Pembelajaran
Strategi adalah
rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu; sedangkan metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian
strategi dan metode itu tidak bisa dipisahkan.
d) Media dan Sumber
Belajar
Media dalam proses
pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu untuk mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi pelajaran.
e) Evaluasi
Evaluasi dalam KTSP
diarahkan bukan hanya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam
pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang
proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa.
3. Petunjuk Pengisian Format
RPP
a)
Identitas
Tuliskan identitas RPP
terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu (lihat
format RPP pada lampiran).
Catatan:
- RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
- Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).
Menjadi perhatian: Standar kompetensi –
kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak
dapat dipisahkan.
Indikator adalah perilaku (bukti
terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi
dasar.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah
kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar
kompetensi.
- Indikator merupakan:
§
Penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
§
Dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
§
Rumusannya menggunakan
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
§
Digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian.
§
Disusun dengan kalimat
operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience = Siswa, Behavior
= Perilaku, Competency = Kompetensi
dan Degree = peringkat/ukuran).
- Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
b) Tujuan Pembelajaran
§ Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket
pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu penetapan tujuan
pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa.
Misalnya:
Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi
tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber
(SMP/MTs).
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan
hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke.
§
Bila pembelajaran
dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga
dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap
pembelajaran jelas kelihatan.
c) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah
materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator.
Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut
kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan
penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Indikator: siswa dapat menyebutkan
ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi,
regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
d) Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan
benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau
pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau
strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian
ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang diintegrasikan
dalam satu pengalaman belajar siswa:
1.
Pendekatan pembelajaran
yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran
langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
2.
Metode-metode yang
digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya.
e) Langkah-langkah
Pembelajaran
1.
Untuk mencapai suatu
kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan.
Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah standar
yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan pendahuluan
§
Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan
dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan
illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
Contoh:
”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan apa
yang saya pegang”.
Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru
dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran.
§
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada
siswa tentang materi yang akan diajarkan.
Contoh:
Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang
bangunan/benda-benda yang rusak akibat gempa bumi (gambar tidak harus seragam).
Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan
pretest.
§
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat
mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi,
dsb.
§
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian
ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pelajaran secara garis besar.
§
Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
b. Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang
dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti
dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).
Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang
diperdagangkan belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru.
c. Kegiatan
penutup
§
Guru
mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan.
§
Guru
memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes
lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun
atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
§
Memberikan arahan tindak
lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan.
f)
Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang
ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,
lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi,
dsb), alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut,
pengarang, dan halaman yang diacu.
g)
Penilaian
Penilaian dijabarkan atas
teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk
mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik
horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik
tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek
harus disertai rubrik penilaian.
CONTOH
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMPN 2 Kandangan
Mata
Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas
/ Semester : VIII / I
Waktu : 2 x 35 menit @ 2 x pertemuan
A.
Standar Kompetensi :
Siswa memahami
pengetahuan dasar agama Islam agar dijadikan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari.
B.
Kompetensi Dasar :
Siswa memahami,
menghayati dan mempraktekkan tata cara bersuci / thaharah.
C.
Materi Pembelajaran :
1.
Rukun
wudhu.
2.
Hal-hal
yang membatalkan wudhu.
3.
Tata
cara berwudhu.
4.
Do’a
sesudah berwudhu.
D.
Indikator :
1.
Siswa
dapat menyebutkan rukun wudhu.
2.
Siswa
dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudhu.
3.
Siswa
dapat mempraktekkan tata cara berwudhu.
4.
Siswa
dapat melafalkan dengan fasih do’a sesudah berwudhu.
E.
Kegiatan Pembelajaran :
1.
Metode
pembelajaran : ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan.
2.
Kegiatan
pendahuluan : apersepsi / asosiasi / pre test
3.
Kegiatan
inti :
a.
Membaca
buku teks PAI tentang wudhu.
b.
Menjelaskan
tentang rukun, tata cara dan hal-hal yang membatalkan wudhu.
c.
Peragaan
tata cara berwudhu.
d.
Tanya
jawab tentang rukun, tata cara dan hal-hal yang membatalkan wudhu.
e.
Membimbing
siswa melafalkan do’a sesudah wudhu.
4.
Penutup
:
a.
Menyimpulkan
materi pembelajaran.
b.
Evaluasi
harian.
c.
Pemberian
motivasi, kesan dan pesan.
F.
Penilaian :
1.
Kognitif
a.
Sebutkan
rukun wudhu.
b.
Sebutkan
sunat-sunat wudhu.
c.
Jelaskan
bagaimana tata cara berwudhu.
d.
Sebutkan
hal-hal yang membatalkan wudhu.
2.
Afektif
Jelaskan apa
yang kamu rasakan setelah selesai berwudhu.
3.
Psikomotor
a.
Praktekkan
bagaimana tata cara berwudhu.
b.
Lafalkan
dengan fasih do’a sesudah berwudhu.
G.
Sumber dan Alat/Sarana Pembelajaran :
1.
Sumber
:
a.
Buku
teks PAI Kelas VIII MTs
b.
Buku
Fikih Islam (Sulaiman Rasyid)
c.
Buku
Fikih Sunnah (Sayyid Sabiq)
d.
Kitab
Shahih Muslim
2.
Alat/Sarana
:
a.
Gambar
orang berwudhu.
b.
Air
bersih
Palangka
Raya, 02 April 2013.
Mengetahui :
Kepala SMPN 2 Kandangan, Guru Mata Pelajaran,
Muhtasyimi,
S.Pd.I Titin Alia Husnah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
RPP
merupakan suatu hal pokok untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan sang pendidik, RPP
harus disusun dengan benar agar tujuan pembelajaran yang ditargetkan tercapai
dengan optimal. RPP
yang baik adalah RPP yang jelas, Maksudnya siapapun yang
mengajarkan akan bisa membaca dan melakukan karena didalamnya dipaparkan
tahap demi tahap (proses). Dalam menyusun RPP kita berpedoman pada standar
proses pendidikan, oleh karena itu kita harus memahami standar proses tersebut
agar tidak terjadi kekeliruan.
B.
Saran
Semoga makalah kami ini mampu memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran bagi segenap pembaca. Apabila dalam makalah kami masih banyak
kekurangan, kami mohon maaf. Sehingga saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Anwar, Kasful
dan Hendra Hermi. 2011. Perencanaan
Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung:
Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2010. Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Omar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksar.
Rusman. 2011. Model
Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.
[3] Kasful Anwar
dan Hendra Hermi, Perencanaan Sistem PembelajaranKurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Bandung: Alfabeta, 2011, h. 34.
[4] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h. 2.
[5] Ibid, h.
2.
[6] Hamzah B. Uno,
Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 11.
[7] Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksar), 2002.
[8] Kasful Anwar
dan Hendra Hermi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Jakarta: Alfabeata, 2001, h.37-41.
[9] Drs. Rusman,
M.Pd. Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press), 2011, hlm 147-187
Pengelolaan Pembelajaran Tentang Pendekatn Sistem Model-Model Lesson Plan Refleksi RP
4/
5
Oleh
Unknown