Senin, 01 Juni 2015

Pengelolaan Pembelajaran Tentang Pendekatn Sistem Model-Model Lesson Plan Refleksi RP



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesiaa nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional, berkewajiban menetapkan berbagai peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik  Indonesia (NKRI). Standar Nasional yang dimaksud meliputi: 1) standar isi. 2) standar kompetensi lulusan, 3) standar proses, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana,6) standar pengelola,7 ) standar pembiayaan, 8) standar penilaian pendidikan.[1]
Berdasarkan Undang-Undang tentang Pendidikan tersebut, maka kita harus meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kinerja guru agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Maka di sini kami akan membahas tentang berbagai pendekatan system, model-model pembelajaran serta penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

B.        Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perencanaan pembelajaran?
2.      Apa pengertian pendekatan sistem pembelajaran?
3.      Apa saja model-model LESSON PLAN?
4.      Bagaimana cara penyusunan RPP?

C.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui pengertian pendekatan sistem pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui beberapa model-model dalam pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui dan dapat mempraktekkan cara penyusunan RPP.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perencanaan Pembelajaran
1.      Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran terdiri dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efisiensi. Sedangkan pembelajaran adalah sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Dari kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangakaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memamfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.[2]
2.      Mamfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
a)      Manfaat Perencanaan Pembelajaran
(1)   Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.
(2)   Sebagai alat untuk memecahkan masalah
(3)   Untuk memamfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
(4)   Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlansung secara sistematis.
b)      Fungsi Perencanaan
(1)      Fungsi Kreatif
(2)      Fungsi inovatif
(3)      Fungsi selektif
(4)      Fungsi komunikatif
(5)      Fungsi prediktif
(6)      Fungsi akurasi
(7)      Fungsi pencapaian tujuan
(8)      Fungsi kontrol
3.      Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembalajaran
Agar perencanaan yang disusun itu dapat berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan, maka dibawah ini akan dijelaskan beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan.
a)      Signifikansi
Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Dalam artian lain, perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.
b)      Relevan
Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan pembelajaran adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal ( perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku) maupun eksternal (perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa).
c)      Kepastian
Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang sekaligus berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.

d)     Adaptabilitas
Artinya, perencanaan pembelajaran yang disusun dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e)      Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan dan mudah untuk diimplementasikan.
f)       Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan apa yang akan terjadi.

B.     Pengertian Pendekatan Sistem Pembelajaran
1.      Pengertian Sistem
Istilah sistem meliputi spektrum yang sangat luas. Istilah itu secara umum berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisir yang terdiri atas bagian-bagian dan seluruh bagian tersebut bersama-samaberfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.[3] Sedangkan manurut Wina Sanjaya Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.[4] Dari konsep tersebut, ada tiga ciri uttama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu, kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu, ketiga, untuk menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang berbagai komponen.[5]
a.      Tujuan Sistem
Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.[6]
b.      Fungsi-fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya, mesti tubuh manusia memerlukan fungsi pernafasan, pencernaan, penglihatan, fungsi pendengaran dan lain sebagainya. Agar proses pendidikan berjalan dan dapat menncapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, funggsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terrus menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
c.       Komponen-komponen Sistem
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru, dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan, isi/materi pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajarn. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan memengaruhi sistem tersebut.
2.      Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[7] Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yangg diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Yang harus mencapai tujuan adalah siswa sebagai subjek belajar. Dengan demikian, tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.
3.      Pengertian Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem menurut Ruestiyah merupakan pelaksanaan yang pragmatis dari metode ilmiah, dan hal ini merupakan sintesis metode pemecahan masalah yang berjasil dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian dari materi yang diteliti.
Senada dengan pendapat di atas, Sudirman Arief berpendapat bahwa pendekatan sistem merupaka suatu proses yang dikembangkan secara sistematis untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
4.      Pembelajaran sebagai suatu sistem
Sistem pembelajaran merupakan suatu kombinasi terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Keterlibatan  manusiawi dalam sistem pembelajaran adalah siswa, guru, tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, siled, video, televisi, komputer, internet. Fasilitas dan perlengkapan mencakup gedung sekolah/lokal dan laboran. Prosedur mencakup jadwal, peraturan, informasi dan lain sebagainya.
Konsep pembelajaran sebagai suatu sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya saling berhubungan. Dilihat dari konsep pendekatan sistem bahan ajar berkaitan dengan kurikulum, kegiatan belajar mengajar, teknik dan metode, pembelajaran, kenyamanan, suasana, sarana dan prasarana yang layak dan menyenangkan.
Berbeda dengan pendapat dia atas, Gagne menjelaskan bahwa pendekatan sistem dalam pembelajaran nerupakan seni pengetahuan terapan, dalam menciptakan metode yang efisien untuk mencapai tujuan pendidikann. Pendekatan sistem yang mengandung lovel system, lovel courses, courses, dan level final system.
a)      Level sistem meliputi analisa kebutuhan, tujuan, dan prioritas, kemudian menganalisis sumber, kendala, dan alternatif sistem pengiriman serta mengembangkan cakupan kurikulum, urutan bahan dan urutan tujuan yang spesifik, mengurutkanya dalam tugas-tugas yang masuk akal dan mengidentifikasi sistem pengiriman untuk dimanfaatkan pada pembelajaran.
b)      Level courses menentukan struktur bahan dan urutan isi dalam mengorganisasikan courses, sekitar tujuan target dan tujuan antara serta perspektifnya.
c)      Level courses yaitu mengidentifikasi tujuan untuk setiap pelajaran (topik) dan merencanakan event-event instruksional (termasuk media, bahan ajaran, dan evaluasi) yang digunakan.
d)     Pada level perencanaan pelajaran (modul) setiap kegiatan perencanaan dan menentukan tujuan khusus memerlukan pengembangannya sebagai berikut:
-          Daftarkan kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan
-          Tentukan bahan ajar, media, atau agen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pembelajaraan tersebut.[8]

C.    Model-Model LESSON PLAN
1.      Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis atau sebagai acuan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Muhaimin (2001 : 221) mengutip Briggs bahwa Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.

2.      Ciri-ciri Model-Model Pembelajaran
a)      Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
b)      Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c)      Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
d)     Memiliki bagian-bagian model.
e)      Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
f)       Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Beberapa model pengembangan pembelajaran antara lain : model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) , Model Jerold E.  Kemp, Gerlach , Ely, Glasser,Bella Banathy, Rogers dan model-model pembelajaran lainnya. Adapun model-model pembelajaran yang akan di kaji pada pembahasan kali ini adalah sebagai berikut:
a)      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Konsep dari PPSI inilah adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas jumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan. Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.[9]
PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 pada tingkat SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terorganisir. Yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah komponen, seperti tujuan, materi, metode, alat dan evaluasi yang kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. PPSI merupakan model pembelajaran yan menerapkan suatu sistem untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 
Langkah –langkah pokok dari pengembangan model PPSI yaitu :
1)   Merumuskan tujuan pembelajaran
2)   Pengembangan alat evaluasi.
3)   Menentukan kegiatan belajar mengajar.
4)   Merencanakan program kegiatan belajar mengajar.
5)   Pelaksanaan.
b)     Model Gerlach dan Ely
Gerlach dan Ely mendesain sebuah model pembelajaran yan cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan. Disamping itu model Gerlach dan Ely menetapkan pemakaian produk teknologi pendidikan sebagai medai dalam menyampaikan materi. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan perincian setiap komponen. Model ini memperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajiakan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan kedalam suatu rencana untuk kegiatan pembelajaran.
Komponen- komponen model pembelajaran Gerlach dan Ely:
1)      Merumuskan tujuan pembelajaran ( Specification of objectives)
2)      Menentukan isi materi ( specification of content)
3)      Penilaian kemampuan awal siswa ( Assessment of entering behaviors)
c)      Model Jerold E. Kemp
Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berfikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan srategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan yang telah dirumuskan. Langkah beikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi di dasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Kompoenen-komponen yang ada dalam model kemp adalah sebagai berikut :
1)      Hasil yang ingin dicapai.
2)      Analisis tes mata pelajaran.
3)      Tujuan khusus belajar.
4)      Aktifitas belajar.
5)      Sumber belajar.
6)       Layanan pendukung
7)      Evaluasi belajar
8)      Tes awal
9)      Karakteristik belajar.
d)     Model Banathy
Model desain sistem pembelajar dari Banathy ini memandang bahwa penyusunan sistem instruksional dilakukan melalui tahapan –tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni :
1)      Menganalisis dan merumuskan tujuan.
2)      Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3)      Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar.
4)      Merancang sistem.
5)      Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem.
6)      Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
e)      Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
1)      Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2)      Melaksanakan analisi pembelajaran
3)      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4)      Merumuskan tujuan performansi
5)      Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6)      Mengembangkan strategi pembelajaran
7)      Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8)      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9)      Merevisi bahan pembelajaran
10)  Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

D.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1.      Pengertian dan fungsi RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Ada guru yang berangggapan, mengajar bagi seorang guru adalah tugas rutin atau pekerjaan keseharian, dengan demikian guru yang berpengalaman tidak perlu membuat perencanaan, sebab ia telah tahu apa yang harus dikerjakannya di dalam kelas. Pendapat itu mungkin ada benarnya seandainya mengajar hanya diangggap sebagai proses menyampaikan materi pelajaran. Tetapi, seperti yang telah kita pelajari mengajar tidak sesempit itu. Mengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar yang kemudian diistilahkan dengan pembelajaran. Dengan demikian, maka setiap proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan, materi pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu, guru perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, sebagai bagian dari tugas profesionalnya.
2.      Komponen-komponen RPP
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain saling berkaitan, dengan demikian maka merencanakan pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan setiap komponen yang saling berkaitan. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta komponen evalusai. Hal ini seperti yang digariskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 yang menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
a)      Tujuan pembelajaran
Dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Melalui rumusan tujuan, guru dapat memproyeksikan apa yang harus dicapai oleh siswa setelah berakhir suatu proses pembelajaran.
b)      Materi/Isi
Materi/isi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajara sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
c)      Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu; sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian strategi dan metode itu tidak bisa dipisahkan.
d)     Media dan Sumber Belajar
Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi pelajaran.
e)      Evaluasi
Evaluasi dalam KTSP diarahkan bukan hanya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa.
3.      Petunjuk Pengisian Format RPP
a)      Identitas
Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas­/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu (lihat format RPP pada lampiran).
Catatan:
  1. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
  2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).
Menjadi perhatian: Standar kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan.
Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi dasar.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar kompetensi.
  1. Indikator merupakan:
§  Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
§  Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan  potensi daerah.
§  Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
§  Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
§  Disusun dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience = Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran).
  1. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam  satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
b)     Tujuan Pembelajaran
§ Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa.
Misalnya:
Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber (SMP/MTs).
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke.
§  Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran jelas kelihatan.
c)       Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran  adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Indikator: siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
d)      Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa:
1.      Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
2.      Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya.
e)      Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.      Kegiatan pendahuluan
§  Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
Contoh:
”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan apa yang saya pegang”.
Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran.
§  Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.
Contoh:
Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat gempa bumi (gambar tidak harus seragam).
Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
§  Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
§  Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
§  Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak­sana­an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
b.      Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).
Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru.
c.       Kegiatan penutup
§  Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan.
§  Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
§  Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi­/pengayaan.
f)       Sumber Belajar
Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
g)      Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah     :  SMPN 2 Kandangan
Mata Pelajaran    :   Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester  :   VIII / I
Waktu                 :   2 x 35 menit @ 2 x pertemuan


A.    Standar Kompetensi :
Siswa memahami pengetahuan dasar agama Islam agar dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Kompetensi Dasar :
Siswa memahami, menghayati dan mempraktekkan tata cara bersuci / thaharah.
C.    Materi Pembelajaran :
1.      Rukun wudhu.
2.      Hal-hal yang membatalkan wudhu.
3.      Tata cara berwudhu.
4.      Do’a sesudah berwudhu.
D.    Indikator :
1.      Siswa dapat menyebutkan rukun wudhu.
2.      Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan wudhu.
3.      Siswa dapat mempraktekkan tata cara berwudhu.
4.      Siswa dapat melafalkan dengan fasih do’a sesudah berwudhu.
E.     Kegiatan Pembelajaran :
1.      Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan.
2.      Kegiatan pendahuluan : apersepsi / asosiasi / pre test
3.      Kegiatan inti :
a.   Membaca buku teks PAI tentang wudhu.
b.  Menjelaskan tentang rukun, tata cara dan hal-hal yang membatalkan wudhu.
c.   Peragaan tata cara berwudhu.
d.  Tanya jawab tentang rukun, tata cara dan hal-hal yang membatalkan wudhu.
e.   Membimbing siswa melafalkan do’a sesudah wudhu.
4.      Penutup :
a.   Menyimpulkan materi pembelajaran.
b.  Evaluasi harian.
c.   Pemberian motivasi, kesan dan pesan.
F.     Penilaian :
1.      Kognitif
a.   Sebutkan rukun wudhu.
b.  Sebutkan sunat-sunat wudhu.
c.   Jelaskan bagaimana tata cara berwudhu.
d.  Sebutkan hal-hal yang membatalkan wudhu.
2.      Afektif
Jelaskan apa yang kamu rasakan setelah selesai berwudhu.
3.      Psikomotor
a.   Praktekkan bagaimana tata cara berwudhu.
b.  Lafalkan dengan fasih do’a sesudah berwudhu.
G.    Sumber dan Alat/Sarana Pembelajaran :
1.      Sumber :
a.   Buku teks PAI Kelas VIII MTs
b.  Buku Fikih Islam (Sulaiman Rasyid)
c.   Buku Fikih Sunnah (Sayyid Sabiq)
d.  Kitab Shahih Muslim
2.      Alat/Sarana :
a.   Gambar orang berwudhu.
b.  Air bersih


                                                                                 Palangka Raya, 02 April 2013.
    Mengetahui :
    Kepala SMPN 2 Kandangan,                                      Guru Mata Pelajaran,


     Muhtasyimi, S.Pd.I                                                    Titin Alia Husnah


BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
RPP merupakan suatu hal pokok untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan sang pendidik, RPP harus disusun dengan benar agar tujuan pembelajaran yang ditargetkan tercapai dengan optimal. RPP yang baik adalah  RPP yang  jelas, Maksudnya siapapun yang mengajarkan akan bisa membaca dan melakukan karena  didalamnya dipaparkan tahap demi tahap (proses). Dalam menyusun RPP kita berpedoman pada standar proses pendidikan, oleh karena itu kita harus memahami standar proses tersebut agar tidak terjadi kekeliruan.

B.        Saran
Semoga makalah kami ini mampu memberikan manfaat dan bahan pembelajaran bagi segenap pembaca. Apabila dalam makalah kami masih banyak kekurangan, kami mohon maaf. Sehingga saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Anwar, Kasful dan Hendra Hermi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Omar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksar.
Rusman. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.



[1] Putusan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011., hlm.28.
[3] Kasful Anwar dan Hendra Hermi, Perencanaan Sistem PembelajaranKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: Alfabeta, 2011, h. 34.
[4] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h. 2.
[5] Ibid, h. 2.
[6] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 11.
[7] Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksar), 2002.
[8] Kasful Anwar dan Hendra Hermi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Alfabeata, 2001, h.37-41.
[9] Drs. Rusman, M.Pd. Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press), 2011, hlm 147-187

Artikel Terkait

Pengelolaan Pembelajaran Tentang Pendekatn Sistem Model-Model Lesson Plan Refleksi RP
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email